cover
Contact Name
Mohammad Subhan Zamzami
Contact Email
mszamzami@iainmadura.ac.id
Phone
+6281232684323
Journal Mail Official
islamuna@iainmadura.ac.id
Editorial Address
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Madura Jalan Raya Panglegur KM. 4 Pamekasan 69371 - Jawa Timur
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Studi Islam
ISSN : 2407411X     EISSN : 24433535     DOI : http://doi.org/10.19105/islamuna
Islamuna specializes in Islamic Studies which are the results of fieldwork research, conceptual analysis research, and book reviews from various perspectives i.e. education, law, philosophy, theology, sufism, history, culture, economics, social and politics. This journal encourages articles that employ an interdisciplinary approach to those topics and aims at bridging the gap between the textual and contextual approaches to Islamic Studies.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2015)" : 8 Documents clear
INSTITUSI POLITIK DI ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW Mohammad Kosim
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.651

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan perjalanan panjang Nabi—di Mekah dan Madinah--dari perspektif politik. Selama di Mekah, Nabi banyak berperan sebagai kepala agama (Rasul Allah) yang mendapat mandat untuk menyebarkan Islam. Kepemimpinan po-litik belum bisa dicapai karena kerasnya penolakan kaum quraisy terhadap ajaran Islam dan figur Nabi. Sedangkan di Madinah di samping sebagai kepala agama, Nabi juga berperan sebagai kepala negara yang memimpin warga Madinah berdasar Konstitusi Madinah yang disepakati bersama. Keberhasilan Nabi menjadi kepala negara plus kepada agama di Madinah mencapai puncaknya setelah merebut kembali kota Mekah, fathu makkah, secara militer dan moral.
KHAWARIJ: ARTI, ASAL-USUL, FIRQAH-FIRQAH, DAN PENDAPATNYA Ikrom Shaliadi
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.652

Abstract

Setelah Khalifah Ali ibn Thalib menerima usulan tahkim (arbitrasi) dari Mu‟awiyah dalam perang Shiffin, sejumlah pasukan Ali keluar dari barisan karena tidak setuju dengan keputusan Ali yang berkompromi dengan pemberontak. Kelompok yang keluar inilah yang selanjutnya disebut khawarij. Dari persoalan politik meluas ke masalah aqidah, karena kelompok khawarij memper-masalahkan aqidah pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa tahkim. Dalam perkembangannya, aliran khawarij terpecah ke dalam sejumlah firqah yang memiliki pendapat beragam. Yang menyatukan identitas mereka, adalah sikapnya yang sangat keras terhadap kelompok-kelompok muslim yang tidak sepaham dengan keyakinan mereka, dan mereka sangat mudah menuduh kelompok islam lainnya sebagai kafir.
MENGENAL HIZBUT TAHRIR (Studi Analisis Ideologi Hizbut Tahrir vis a vis NU) Mohamad Rafiuddin
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.653

Abstract

Hizbut Tahrir (HT) merupakan gerakan Islam trans-nasional yang bergerak dalam dakwah dan politik. Didirikan oleh Syaikh Taqiyuddin al-Nabhani pada tahun 1953 di Palestina. Tujuan utamanya adalah melangsungkan kembali kehidupan Islam dan mengemban kembali dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, serta mengajak kaum muslim untuk kembali hidup secara islami dalam naungan khilāfah Islamiyah „alā minhāj al-nubuwwah. Untuk mencapai tujuan tersebut HT menerapkan langkah-langkah dakwahnya dalam tiga tahap: tatsqif (pembinaan dan pengkaderan), tafa‟ul (interaksi) dengan umat, dan istilām al-hukmi (menerima kekuasaan) dari umat. Di Indonesia HT mendeklarasikan diri dengan nama HizbutTahrir Indonesia (HTI). Masuk pertama kali pada tahun 1980-an di bawah pimpinan Abd. Rahman al-Baghdadi. Adapun aktivitasnya yang menonjol di Indonesia saat ini adalah mengorganisir demonstrasi, menyelenggarakan seminar dan diskusi publik, publikasi melalui media, serta silaturrahmi ke berbagai ormas Islam dan pemegang kekuasaan. Dalam perjalanannya HTI sering kali berhadapan dan kerap ditentang oleh gerakan Islam pribumi, salah satunya adalah Nahdlatul Ulama (NU).
ISLAM DI MADURA Afif Amrullah
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.654

Abstract

Islam pertama kali datang ke wilayah Madura melalui perdagangan, terutama melalui wilayah Madura bagian timur (Su-menep). Perkembangan Islam secara massif tampak sejak peran ak-tif dari Walisongo. Keberhasilan penyebaran Islam di Madura tidak terlepas dari strategi dakwah yang diterapkan oleh mubaligh yang bersifat santun dan akomodatif terhadap budaya lokal yang ada. Dukungan dari para penguasa juga menjadi salah satu faktor pen-dukung suksesnya penyebaran Islam di wilayah Madura. Bahkan, orang Madura sering diidentikkan dengan keIslaman.
ETIKA BELAJAR PUTRA KIAI DI PONDOK PESANTREN (Studi Kasus di TMI Al-Amien Prenduan Sumenep) Muzayin Muzayin; Iwan Kuswandi
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.655

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan tentang etika belajar di pesantren secara umum serta etika belajar putra kiai yang mondok di pesantren, khususnya di TMI Al-Amien Prenduan Sumenep. Jenis dan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif lapangan, dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi dan doku-mentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa etika belajar di pesantren dilandasi oleh kepercayaan yang utuh, kesadaran yang tinggi, ke-mauan dan usaha yang keras, dan hidayah Allah Swt. Adapun etika belajar putra kiai yang mondok di TMI Al-Amien Prenduan, me-reka memiliki kemauan yang keras untuk berdisiplin dan belajar, didukung oleh aturan disiplin di TMI yang dijalankan tidak pan-dang bulu, membuat para putra kiai sangat takut untuk melanggar. Selain itu, putra kiai yang mondok di TMI tetap memiliki etika yang baik kepada para gurunya, karena bagi mereka guru laksana orang tua.
MODEL PEMBENTUKAN KECERDASAN MORAL SPIRITUAL SISWA SMP PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN Saiful Hadi
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.656

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan kebijakan pengembangan kecerdasan moral spiritual di SMP Plus Nurul Hikmah, proses pem-bentukan kecerdasan moral spiritual, dan keberhasilan pembentu-kan kecerdasan moral spiritual. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus, diketahui bahwa kebijakan pengem-bangan kecerdasan moral spiritual dilakukan dengan menyiapkan kebijakan kurikulum integratif (antara kurikulum nasional, muatan lokal, dan kurikulum kelembagaan). Proses pembentukan kecer-dasan moral spiritual dilakukan aktifitas keagamaan yang sangat ketat dan padat agar terjadi penguatan pengetahuan dan pengalaman keagamaan pada anak didik. Keberhasilan pembentukan kecerdasan moral spiritual siswa terlihat dari rendahnya pelanggaran disiplin, perilaku keagamaan yang kuat, dan terwujudnya budaya akhlak karimah.
PENDIDIKAN ISLAM DAN GENDER Mad Sa’i
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.657

Abstract

Bias gender dalam pendidikan masih kerap terjadi. Pada-hal ini akan berimplikasi pada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam sejumlah aspek kehidupan. Karena itu, penting terus dilakukan upaya mengatasi bias gender dalam pendidikan, di antaranya melalui; (1) reintepretasi ayat-ayat al-Qur‟an dan hadits yang bias gender dilakukan secara kontinyu agar ajaran agama tidak dijadikan justifikasi yang salah; (2) pengembangan kuriku-lum berbasis kesetaraan, keadilan dan keseimbangan; (3) pember-dayaan kaum perempuan di sektor pendidikan informal; (4) pem-berdayaan di sektor ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga terutama dalam kegiatan industri rumah tangga; (5) pendidikan politik bagi perempuan agar dilakukan secara intensif; (6) pemberdayaan di sektor keterampilan, baik keterampilan untuk kebutuhan rumah tangga maupun yang memiliki nilai jual; dan (7) sosialisasi undang-undang anti kekerasan dalam rumah tangga lebih intens.
KURBAN KOLEKTIF DALAM PERSPEKTIF HADITS Mohammad Arifudin
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2015)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v2i1.658

Abstract

Ibadah kurban yang biasa dilakukan umat Islam sebagai ritual tahunan sepintas tidak ada yang perlu dipermasalahkan namun, ibadah ini secara umum didominasi oleh orang yang mam-pu saja, bagaimana dengan orang yang tidak mampu tapi punya ke-inginan untuk berkurban. Tulisan ini memuat hadits yang me-landasi pelaksanaan ibadah kurban secara kolektif bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan finansial untuk mengurangi keraguan dalam melakukan ritual ini sebagai sarana memperkuat kadar spiritual mereka.

Page 1 of 1 | Total Record : 8